Tantangan Implementatif Budaya Korporat dalam Merubah Sistem Layanan Jasa Pendidikan
DOI:
https://doi.org/10.15642/jkpi.2014.4.1.1-29Keywords:
Budaya Korporat dan Layanan JasaAbstract
Artikel sederhana ini merupakan wujud pengembangan kajian manajemen pendidikan. Dulu, lembaga pendidikan dinilai hanya mengimplementasikan sistem manajemen tradisional yang berfokus ketaraturan administratif semata. Pemimpin memiliki peran sebagai administrator yang memperhatikan aspek-aspek mikanis-fungsional di dalam lembaga pendidikan. Kata inovasi, invansi, dan perubahan merupakan aspek yang sulit ditemukan. Namun, seiring berjalannya waktu, adaptasi lembaga pendidikan terhadap perkembangan pun pesat. Lembaga pendidikan tidak hanya berorientasi pada aspek internal kelembagaannya, melainkan juga memperhatikan sistem pelayanan terhadap konsumen ‘jasa pendidikan’. Oleh karenanya, mesti ada perubahan cara, pendekatan, dan sistem baru untuk bisa menyerupai layanan jasa lainnya. Rhenald Kasali, Buchari Alma, dan beberapa praktisi pendidikan lainnya, menyarankan adanya perubahan paradigmatik budaya manajemen lembaga pendidikan. Mereka menyebutnya sebagai budaya koorporat. Sebuah nilai budaya yang beorientasi pada kepuasan pelanggan. Ide besar ini, cukup sulit diimplementasikan karena di lembaga pendidikan sudah ada budaya klasik yang melekat terlalu lama. Tulisan ini akan menjelaskan beberapa tantangan budaya laten yang bisa menggagalkan proses implementasi budaya korporat di lembaga pendidikan